Recent Blog Post

Archive for 2018

  • Bunga, iya bunga, identik dengan keindahan, keharuman dan feminisme.
    Apa yang dapat di petik dari sebuah bunga teratai ini?
    lihatlah, tak peduli seberapa kotornya kolam yang mengelilingi bunga teratai ini, bunga ini tetap mekar dengan keindahan, kotoran yang menyebar di perairan sekitarnya tidak mengurangi keindahan dari teratai itu sendiri. Bunga teratai ini masih tetap bisa tumbuh dan berkembang di atas kolam yang sangat kotor, tanpa tersentuh dan ternoda dengan kotoran itu sendiri.

    Lalu, jadikan ini sebagai pembelajaran hidup, tak peduli seberapa negatif lingkungan di sekitar kita, kita harus tetap bisa menjadi bunga teratai yang berkembang dan tumbuh dengan indah tanpa ternoda.

    Maka dari itu, ketika kita sedang dalam kegelapan, sedang dalam kesengsaraan, yakinlah kita bisa seperti bunga teratai, yang tumbuh keluar dari dalam lumpur yang kotor tanpa terpengaruh dan tersentuh oleh kotoran itu.



    MotiveSZ

    Filosofi bunga Teratai

  • “Singa ditakuti karena diam sedangkan Anjing dijadikan mainan karena ia menggonggong”. Sebuah peribahasa yang sangat indah dan penuh makna sebagai bahan untuk menjalani kehidupan.
                       

    Singa adalah adalah raja hutan yang sangat ditakuti, baik itu kawan maupun oleh lawan. Bagi sesama hewan yang hidup didalam hutan, singa merupakan sosok yang tidak banyak bersuara, namun sangat ditakuti. Singa sangat jarang mengeluarkan suara, namun ketika mengaum, maka seluruh penghuni hutan akan ketakutan. Singa bukan hanya ditakuti oleh penghuni hutan namun juga ditakuti oleh manusia. Coba bayangkan ketika kita berjalan ditengah hutan terus melihat singa, saya yakin anda pasti lari menghindar. Jangankan bertemu langsung, mungkin ketika mendengar aumannya saja kita langsung mencari jalan agar tidak bertemu dengan singa tersebut. Sangat berbeda dengan anjing yang selalu bersuara dan bahkan mungkin terlalu banyak mengeluarkan suara dengan gonggongannya. Anjing tidak ditakuti oleh penghuni hutan walaupun suaranya selalu terdengar hampir setiap hari.
    Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti menemukan orang atau mungkin keluarga, sahabat atau lainnya yang mempunyai dua sifat diatas. Kadang kita menemukan teman yang pendiam namun memiliki wibawa dan ditakuti oleh orang lain, namun sering juga kita menemukan teman yang sering kerkoar-koar dan banyak bicara sehingga akhirnya dicap sebagai pembual. Jika anda sering melihat film-film action, maka anda akan mengetahui bahwa seorang jagoan sangat jarang yang banyak bicara, seorang jagoan yang ditakuti oleh musuh adalah yang sifatnya pendiam, tidak banyak bicara namun lebih banyak aksinya dalam membunuh penjahat. Dan selain jagoan dalam film, mungkin kita dapat melihat juga figure seorang musuh (dalam film) yang sangat ditakuti oleh jagoan adalah figure yang pendiam namun pembunuh berdarah dingin. Didunia nyata, banyak kasus pembunuhan dimana pelaku pembunuhan tersebut orang lain tidak akan menyangka bahwa dia sanggup untuk membunuh seseorang, karena dia adalah orang yang pendiam dan tidak suka banyak bicara.
                                  Singa ditakuti karena diam

    Anjing yang terlalu banyak menggonggong juga ditemukan dalam sebuah peribahasa lain yaitu : anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Secara harfiah, anjing yang menggonggong tidak akan menggigit orang yang lewat sehingga tidak perlu ditakuti. Secara filosofi, dalam mencapai sebuah tujuan, pasti ada banyak orang lain yang mengomentari dan mungkin menghujat, namun selama tujuan yang hendak kita capai tersebut adalah sebuah kebaikan, maka hujatan dan komentar miring tersebut bukan sebuah hambatan.
    Berikut pembahasan tentang sifat diam dan sifat banyak omong.

    1.  Sikap Diam

    Adalah sikap yang susah ditebak, karena kita tidak tahu apa yang difikirkan, direncanakan dan apa yang akan dilakukan. Sikap ini sangat misterius dan memerlukan jiwa yang sabar dan penuh kehati hatian terhadap masalah, sikap ini akan menganalisa dampak dan akibat yang akan diterima jika membuat suatu reaksi terhadap masalah, diam dan penuh kehati hatian membuat lawan akan berfikir untuk menyerang karena takut menjadi bumerang bagi dirinya maupun kelompok. Bukankah diam itu emas? Orang pendiam akan kelihatan kharisma dan disegani kawan maupun lawan , tetapi bukan bermakna tidak ada solusi dan berdiam diri , tetapi diam dan tenang dan menganalisa dan kemudian baru bertindak. Dan sebaik baik diam adalah diam dan bertindak, bukan diam tapi tidak bereaksi dan punya solusi, ibarat singa berburu, diam diam dan menyergap .

    2. Banyak Omong

    Adalah sikap yang bermakna negatif yang cenderung mengedepankan emosi dan arogan, senggol sedikit lansung ngoceh tak karuan, sikap ini yang seperti akan menjadi permainan dan bulan bulanan orang lain, selalu jadi bahan cemo'ohan dan pada akhirnya ditinggalkan bak kata pepatah "tong kosong nyaring bunyinya”. Orang yg bersikap demikian cendrung akan kelihatan arah dan maksud yang diomongi mengakibatkan orang lain akan mencemo'oh dan mempermainkan dirinya, semakin di pancing akan semakin emosional dan ngoceh sepuas hati, si pendengar bukannya takut malah memancing terus, dan pada akhirnya apa yg ada dibenaknya terbongkar semua karena terbawa sikap emosional tadi.

    Kawan, semoga kita bisa menjadi seekor singa yag pendiam namun ditakuti oleh musuh dan disegani sahabat, dan jangan kita menjadi seekor anjing yang hanya bisa menggongong namun tidak bisa menggigit musuh. Semoga bermanfaat.

    MotiveSZ

    SINGA DITAKUTI KARENA DIAM SEDANGKAN ANJING DIJADIKAN MAINAN KARENA IA MENGGONGGONG

  • Hasil gambar untuk katak dalam panci

    Tersebutlah ada sebuah percobaan biologi untuk melihat bagaimana reaksi katak pada suhu air di sekitarnya, murid – murid diminta datang untuk mengamati perbedaan dua ekor katak yang digunakan pada percobaan.

    Singkat cerita ditaruhlah seekor katak dalam panci berisi air. Katak tersebut tenang di tempatnya, berenang – renang tanpa terlihat khawatir. Kemudian panci tersebut diletakkan diatas api, hingga airnya mendidih. Perubahan suhu yang semakin tinggi dan bahkan mematikan ternyata tidak membuat katak ini berusaha keluar dari panci. Katak dalam panci tersebut tetap saja tenang, hingga akhirnya matang terebus dalam air mendidih, mati dengan sukses.

    Katak kedua yang masih hidup kemudian dimasukkan pada panci yang telah berisi air mendidih. Seketika si katak ini melompat keluar dari panci, tetap hidup dan selamat, meski harus mengambil resiko jatuh dari ketinggian. Begitu juga saat manusia menghadapi perubahan, manusia begitu nyaman dengan gaya hidupnya saat ini sehingga meskipun mereka menyadari bahwa gaya hidup saat ini akan mengakibatkan pemanasan global, mereka tetap tidak akan berubah.

    Kenaikan 1 atau 2 derajat sama seperti pemanasan perlahan seekor katak di dalam panci, Katak tersebut sudah terlalu nyaman di dalam air sehingga kenaikan suhu di dalam air secara perlahan tidak akan membuat sang katak melompat keluar. Mungkin sebagian orang sudah menyadari adanya pemanasan global tetapi mereka tetap merasa nyaman dengan gaya hidup saat ini, dimana semua serba instant dan teknologi semakin maju, pada akhirnya mereka yang menyadari pun tidak akan bertindak apapun seperti katak yang merasa nyaman di dalam air meskipun menyadari bahwa air tersebut semakin panas.

    Suhu udara terendah saat ini adalah diatas 30 derajat celcius, generasi berikutnya sudah tidak mungkin bisa merasakan bumi yang dingin, terutama jika es di kutub utara dan selatan sudah mencair semuanya, pada saat itu terjadi, suhu bumi akan meningkat dengan sangat drastis dan bumi sudah tidak layak untuk di huni oleh manusia dan binatang. Phytoplanton yang merupakan pengubah karbondioksida menjadi oksigen akan mati, sehingga oksigen akan menjadi terbatas dan hanya orang yang memiliki power yang dapat mengakses udara bersih tanpa tercemar oleh karbondioksida.

    Manusia adalah makhluk yang tidak mudah berubah, tetapi jika kita tidak berubah dari sekarang dan berusaha menyelamatkan bumi ini, maka pada akhirnya, semua akan terlambat dan bumi sudah tidak mungkin diselamatkan lagi. Pemanasan global yang terjadi seperti sebuah bola salju yang sedang meluncur ke bawah dengan kecepatan yang semakin tinggi, saat bola salju tersebut masih kecil, mungkin tidak akan sulit bagi kita untuk memecahnya, tetapi pada saat bola salju tersebut sudah menjadi begitu besar, maka effort yang dibutuhkan untuk memecah bola tersebut semakin besar, seperti perkataan filsuf besar di cina, lao tze berkata "Lakukan hal sulit selagi hal tersebut masih mudah", jika masalah dibiarkan maka masalah tersebut tidak menghilang tetapi akan semakin besar seperti bola salju tadi. Bertindaklah sekarang dan save the world :)

    Kisah Katak Dalam Panci

  • Belajar Cinta Dari Cicak

    Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

    Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

    Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

    Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan?

    Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya..aahhh!

    Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

    Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

    JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!

    Belajar Dari Cinta Cicak

  • Setiap Langkah Adalah Anugerah

    Seorang profesor di undag untuk bericara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya, bernama Harry.

    Harry yang di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang di lakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkut anak kecil agar dapet melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dna menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyumnya menghiasi wajahnya.

    “Darimana anda belajar hal-hal seperti itu?”, tanya sang profeor.
    “Oh”, kata Harry. “Selama perang, saya kira”.
    Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ai harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

    “Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah”, katanya. “Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini”. Kelimpaahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

    Setiap Langkah Adalah Anugerah

  • Kesempatan Yang Tersembunyi

    Bila kita tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya kita melihat lagi langkah kita.

    Jangan-jangan kita tak mengalah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan.

    Kesalahan menuntun kita untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin kita untuk mengambil tindakan yang lebih baik.

    Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus kita kerjakan.

    Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa kita. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.
    Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika.

    Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka.

    Masihkah kita menganggapnya sebagai kesalahan?

    Kesempatan Yang Tersembunyi

  • Ikan Kecil dan Air

    Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

    Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

    Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?”

    Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”

    Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya.

    Ikan Kecil dan Air

  • Satu Jiwa dalam Tubuh Berbeda – Itulah Sahabat

    Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang disana? Atau anda telah melupakan-nya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan.

    Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tingi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikianlah hidup yang ingin anda jalani? Bukan.

    Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari kehidupan anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. berbagi kesedihan pada sahabat, dapat mengurangi kesediahan. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

    Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan baban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.

    Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

    Satu Jiwa dalam Tubuh Berbeda – Itulah Sahabat

  • Menyingkirkan Duri

    Kita berbuat baik, tentunya bukan untuk mengharapkan sesuatu, karena kita sadar bahwa itulah peran yang harus dimainkan. Adalah kewajiban kita menyingkirkan duri di jalan yang dilalui, bukan saja karena takut melukai kita, namun juga untuk menjaga pejalan lainnya.

    Jadi, meski tak seorangpun mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik kita, itu tidaklah mengecilkan arti kebaikan itu sendiri. Maka apalah arti sebuah ucapan terima kasih, biarkanlah kebaikan mengalir dari tangan kita, dan biarkan benak kita terbebas dari perasaan berjasa.

    Temukan arti pesan bijak Sang Nabi Suci, “berikan kebaikan dari tangan kanan anda seakan akan tangan kirimu tidak mengetahui”.

    Menyingkirkan Duri

  • Selalu Ada Sisi Baik

    Jadilah pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan.

    Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan.

    Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.

    Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan.

    Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan.

    Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi Anda jika saja Anda mau mempelajari dan mengusahakannya bekerja untuk Anda.

    Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan.

    Hanya bila cuaca cukup gelaplah Anda bisa melihat bintang.

    Selalu Ada Sisi Baik

  • Dimulai Dengan Angan Angan

    Segala yang terjadi, dimulai dengan khayalan. Segala yang anda capai, dimulai dengan angan-angan di pikiran.

    Apa yang anda sekarang angankan, bila kita bicara tentang setahun, dua tahun ke depan? Apakah anda melihat masalah, dan segala sesuatu yang berantakan? Ataukah anda melihat peluang dan keberhasilan?

    Tidak ada batas bagi imajinasi. Anda boleh mengkhayalkan apa saja. Khayalan tidak bisa dibatasi realitas fisik, kesulitan keuangan, rasa takut, penolakan dan apa saja yang mengurung anda di “dunia nyata”.

    Bayangkan masa depan, dan biarkan diri anda melaju dengannya.

    Tinggalkan kendala di belakang, dan tampilkan hidup yang ingin anda jalankan.

    Hidup yang anda ciptakan akan dimulai dari angan anda.

    Ciptakan angan-angan terbaik dan mulai bertindak untuk mewujudkannya dan mulai bertindak untuk mewujudkannya dan mulai bertindak untuk mewujudkannya.

    Dimulai Dengan Angan Angan

  • Satu Takdir Yang Sama

    Tak peduli apakah anda percaya akan adanya takdir atau tidak, sejatinya kita ini memiliki satu takdir yang sama; yaitu menjadi manusia yang berbahagia.

    Tak butuh lebih dari satu kata untuk menjabarkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan untuk didefinisikan, namun dipahami dan dipancarkan dari dalam diri anda.

    Tak peduli apa warna kulit, bentuk mata, dan garis rambut anda.

    Tak peduli pula apa bahasa, keyakinan dan pegangan anda. Kita semua berhak menjadi bahagia.

    Dan semua ajaran kebijakan mengajak kita untuk membebaskan diri dari hambatan- hambatan yang membuat kita tak bahagia.

    Karena itu, tiada salahnya setelah menyisihkan waktu di akhir pekan ini untuk merenungi semua perjalanan yang sedang kita lalui, sambil menatap jauh ke depan dan ke dalam diri, kita tuliskan tujuan hidup: untuk mencapai sebuah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang membebaskan kita dari sekat-sekat antar sesama. Dan itu dimulai dengan membebaskan diri dari sekat ego kita sendiri.

    Satu Takdir Yang Sama

  • Saat Yang Paling Sempurna

    Mungkin ada sesuatu yang selalu kita ingin kerjakan. Sebuah hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang kita cita-citakan. Mengapa tidak mencoba mengerjakannya hari ini? Hari ini adalah saat paling sempurna untuk memulainya. Dari semua hari yang tersedia, tidak ada yang lebih tepat daripada hari ini.

    Ingin kesempurnaan?
    Berangkatlah dari yang tidak sempurna terlebih dahulu. Perbaiki satu bagian demi satu bagian, maka apa yang kita inginkan akan terwujud di depan mata. Tidak ada karya besar yang muncul dengan sekali duduk.

    Mengambil langkah pertama tidaklah sulit. Semuanya ada di dalam jangkauan kita, termasuk hari ini. Jadi tunggu apa lagi, yang terpenting adalah kita memulainya sekarang, karena kita adalah pemilik hari ini.

    Mengapa tidak besok? Karena hari esok belum tentu ada!

    MotiveSZ

    Saat Yang Paling Sempurna

  • Pikiran Yang Membelenggu

    Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya.

    Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan.

    Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi.

    Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

    Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini.

    Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari.

    Pikiran Yang Membelenggu

  • Kisah Sang Tikus

    Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

    Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

    Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

    ‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

    Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
    ‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

    Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

    Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.

    Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

    Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

    Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

    Kisah Sang Tikus

  • Jendela Rumah Sakit

    Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunua yang ada di kamar itu.

    Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

    Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

    Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama saru jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

    “Di luar jendela, tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

    Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemangdangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

    Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

    Begitulah seterusnya, dari hari ke hari, satu minggu pun berlalu.

    Suatu pagi,perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawar lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

    Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan di dunia luat melalui jendela itu. betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!

    Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

    “Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” Kata perawat itu.

    Renungan :
    Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.

    Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

    Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam seetiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun. Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

    Jendela Rumah Sakit

  • Lingkaran Waktu Yang Tiada Berujung

    Betapa hebatnya waktu mengatur kita.

    Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas.

    Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.

    Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang,semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam.

    Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

    Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.

    Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu.

    Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.

    Lingkaran Waktu Yang Tiada Berujung

  • Masalah Adalah Tantangan

    Bila kita menganggap masalah sebagai beban, kita mungkin akan menghindarinya. Bila kita menganggap masalah sebagai tantangan, kita mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat kita terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, kita melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

    Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses.

    Tanpa masalah, kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

    Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi.

    Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.

    Bila kita tak berani mengatasi masalah, kita tak akan menjadi seseorang yang sejati.

    MotiveSZ

    Masalah Adalah Tantangan

  • Bersikap Apa Adanya

    Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan.

    Bersikaplah apa adanya. Bila kita kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain.

    Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama, yaitu keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan terus terang.

    Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa ? Karena ada detak kehidupan alam disana.

    Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Kita bisa memilih untuk hidup apa adanya, dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.

    Bersikap Apa Adanya

  • Anugerah Yang Paling Berharga

    Ada sebuah telaga indah, airnya sejuk, jernih dan tenang. Permukaannya berkilau, bukan hanya karena memantulkan sinar rembulan, namun batu – batu pualam yang ada di dasarnya juga memancarkan cahaya.

    Kedamaian selalu meliputinya. Sayangnya, telaga itu tak mudah di jangkau. Ia terletak di tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri. Pepohonan tinggi dan binatang buas menghadang setiap langkah ke sana. Siapa pun yang mampu menemui dan mereguk keindahannya, raja rimba pun tunduk dan patuh padanya.

    Telaga itu adalah Hati nurani kita, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin.

    Kesejukan regukan airnya memberi makna pada hidup kita.

    Sedangkan rimba lebat penuh dengan binatang buas adalah wujud dari pikiran, emosi, hawa nafsu dan persepsi indrawi yang selalu menghalangi jalan kita.

    Tanpa disadari ia pun dapat melukai diri kita. Namun, bila kita telah menemukan suara hati nurani itu, maka kekuatan dan kedamaian melingkupi kita.

    Temukan telaga jernih milik kita. Itulah anugerah paling berharga yang harus kita pegang teguh dalam hidup ini.

    MotiveSZ

    Anugerah Yang Paling Berharga

  • Keberhasilan adalah Buah Kesabaran

    Jangan terkecoh dengankeberhasilan seseorang. Dibalik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan, keringat dan kepayahan.

    Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila kita terpesona pada kenyamanan yang siberikan oleh kesuksesan, kita bisa lupa dari keharusan untuk berupaya.

    Namun, bila kita terkagum pada ketegaran seseorang dalam berusaha, maka kita telah menyerap sebuah energi kekuatan, keberanian dan kesabaran.

    Pohon besar mampu menahan terjangan badai karana memiliki batang dan akar yang kokoh. Belasan tahun diperlukan untuk menunbuhkan dan melatih kekuatan.

    Bulan demi bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya.

    Tahun demi tahun, pohon-pohon besar lain melindungi dari terpaan hujan.

    Tak ada hitungan malam untuk mencetak sebongkah batang yang tegar.

    Tak ada hitungan siang untuk menumbuhkan akar yang kekar mencengkeram bumi.

    Hanya dengan kesabaran kita bisa meraih keberhasilan.

    Tumbuhkanlah kesabaran bukan sekedar kecepatan meraih sukses.

    MotiveSZ

    Keberhasilan adalah Buah Kesabaran

  • Hanyalah Sementara

    Adakalanya tiba masa-masa sulit, yang membuat hidup terasa penuh kepedihan dan keluh kesah.

    Namun pada saatnya jua tibalah masa kegembiraan, yang membuta hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita basah dengan senyuman.

    Sesungguhnya kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan, dan emosi-emosi lain hanyalah sementara. Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang.

    Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan melanda kita. Semua itu datang silih berganti, tanpa dapat selalu dinanti.

    Yang perlu kita pahami adalah kesementaraan ini.

    Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik kita.

    Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap kita Ia bukanlah kita.

    Saat gembira sadarilah kegembiraan itu.

    Saat sedih, pahamilah kesedihan itu. Saat kita penuh dengan kesadaran akan emosi kita , saat itu kita bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik kita.

    Hanyalah Sementara

  • Cita Cita Terbesar

    Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan.

    Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan.

    Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita.

    Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.

    Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu.

    Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain.

    Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya.

    Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu.

    Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya.

    Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman.

    Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

    Cita Cita Terbesar

  • Sandal Kulit Sang Raja

    Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”

    Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

    Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.

    Renungan:
    Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri,bukan dengan jalan mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.

    Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

    Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

    Sandal Kulit Sang Raja

  • Menggenggam Harapan

    Sepasang suami isteri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan cukup terang untuk menerangi dagangan mereka.

    Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat.

    Siapa pula tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan.

    Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi.

    “Wahai suami isteri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bias menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini?”

    “Kami tak kehilangan harapan”, begitu jawabnya.

    “Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah meninggalkan mereka yang menggenggamnya.”

    Berterimakasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar.

    Menggenggam Harapan

  • Sebentang Jaring Kepercayaan

    Bila anda tak percaya pada seseorang, maka kebaikan apa pun yang dilakukan tetap mengundang keraguan dalam diri anda.

    Tanpa disadari anda mendapati selalu saja ada kesalahan dalam tindakannya. Ketidakpercayaan menyanyat lebih tajam daripada kritik pedas.

    Sebaliknya, bila anda percaya pada seseorang, semua kekeliruan yang dilakukannya adalah titik tolak untuk melakukan perbaikan.

    Tanpa disadari anda terdorong untuk membenahi dan mengisi kekurangan yang ada. Kepercayaan adalah jaringan penyelamat bagi setiap peloncat yang gagal.

    Keberhasilan bukan hanya karena kerja keras anda sendiri, pasti ada sebentang jaringan kepercayaan yang dihamparkan oleh para pembimbing anda.

    Sedangkan kegagalan seringkali diakibatkan gagalnya meraih kepercayaan orang lain.

    Uniknya, anda hanya akan meraih kepercayaan manakala anda mau mempercayain orang lain pula.

    Tali yang kuat terpilih dalam simpul yang kuat. Saling mempercayai adalah simpul yang jauh lebih kuat.

    MotiveSZ

    Sebentang Jaring Kepercayaan

  • Mempertaruhkan Hidup

    Di depan para muridnya, seorang guru menceritakan pengalaman bertemu dengan seseorang veteran prajurit mantan penerbang Perang Dunia II.

    Pada suatu hari, prajurit tersebut harus menggarap proyek jalan lintas hutan di Myanmar.

    Jarak tempuh penerbangan tersebut cukup jauh dan lama.

    Untuk menghilangkan kebosanan sekaligus memanfaatkan waktu luang, para pekerja itu bermain judi dengan kartu.

    Awalnya mereka bertaruh dengan mata uang dan harta yang melekat pada badannya.

    Nah, semakin lama lantaran tidak ada lagi yang dipertaruhkan, mereka bertaruh dengan hidupnya. Yang kalah harus terjun ke luar pesawat tanpa menggunakan parasut. Bayangkan!

    “Alangkah mengerikan dan kejamnya mereka!” teriak seorang murid mendengar cerita tersebut. “Memang benar,” jawab Guru, “Tapi dengan begitu justru permainan akan menjadi semakin asyik!”

    Kemudian ia melanjutkan bicara, “Engkau baru bisa mensyukuri hidup bila pernah mempertaruhkannya.”

    Mempertaruhkan Hidup

  • Raihlah Dengan Seluruh Yang Anda Miliki

    Meraih sesuatu bukanlah hal yang terbatas pada pekerjaan tangan. Bila anda mau meraih dengan seluruh yang anda miliki, tidak ada hal yang tidak tercapai. Railah dengan kaki. Bila sesuatu saat ini tidak tergapai, bergeraklah, hingga hal itu dalam jangkauan.

    Bergeraklah menuju tujuan, ketimbang menunggu tujuan anda bergerak kepada anda. Raihlah dengan pikiran. Visualisasikan tujuan anda. Lihatlah dengan jelas dalam pikiran anda, dan anda akan mulai bisa menggapai. Gunakan daya pikir anda untuk mengembangkan rencana realistis dan perencanaan tindakan.

    Raihlah dengan imajinasi. Jadilah kreatif dalam menggapai. Selalu ada banyak cara dalam mencapai tiap tujuan. Gunakan imajinasi anda untuk bekerja dan mengembangkan segala peluang. Bila satu jalur terhalang, bayangkan selusin alternatif dan ikuti yang paling berpeluang.
    Raihlah dengan semangat. Rasakan kegembiraan pada setiap saat kehidupan dan anda akan mengembangkan dalam diri sendiri, kesadaran akan pemenuhan. Sedemikian banyak hal yang bisa anda raih bila anda secara tulus bersyukur atas hal-hal yang telah anda miliki.

    Raihlah Dengan Seluruh Yang Anda Miliki

  • Berlayarlah Menuju Pantai Harapan

    Kita adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin.

    Kesejatian kita adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan.

    Sehebat apapun perahu diciptakan tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga.

    Dermaga adalah masa lalu kita. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan kita.

    Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada kita.

    Jangan biarkan masa lalu menambat kita di sini.

    Lepaskan diri kita dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

    Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang.

    Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang.

    Di situlah tkita kesejatian teruji.

    Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan.

    Hakikat diri kita adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

    Berlayarlah Menuju Pantai Harapan

  • Kelenturan Sikap

    Bila kita menganggap bahwa mengatasi setiap persoalan butuh kekuatan pendirian, ketangguhan otot, dan kekerasan kemauan, maka kita separuh benar.

    Sebuah batu cadas yang keras hanya bisa segera dihancurkan dengan mengerahkan segenap daya kuat. Oleh karenanya, banyak orang melatih diri agar semakin kuat, semakin tangguh dan semakin tegar.

    Namun, seringkali kenyataan tak bisa dihadapi dengan pendirian kuat, atau diatasi dengan ketangguhan otot, atau dipecahkan dengan kemauan keras.

    Ada banyak hal yang tak bisa kita terima, namun harus kita terima.

    Maka, senantiasa kita membutuhkan sebuah kelenturan sikap.

    Bukanlah kelenturan sikap pertkita kelemahan, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu sebagaimana ia ada.

    Bila kita menganggap bahwa mengatasi persoalan adalah dengan menerima persoalan itu, maka kita menemukan separuh benar yang lain.

    Kelenturan Sikap

  • Kitalah yang menciptakan masalah

    Masalah rumah tangga memang tidak pernah habis di kupas, baik di media cetak, radio, layar kaca, maupun di ruang-ruang konsultasi. “Dari soal pelecehan seksual, selingkuh, istri dimadu, sampai suami yang tidak memenuhi kebutuhan biologis istri.” Ujar seorang konsultan spiritual di Jakarta.

    Kebetulan, teman dekatnya punya masalah. Ceritanya, seiring dengan pertambahan usia, plus karir istri yang menanjak, kehidupa perkawinannya malah mengarah adem. Seperti ada sesuatu yang tersembunyi. Keakraban dan keceriaan yang dulu dipunya keluarga ini hilang sudah. Si istri seolah disibukkan urusan kantor.

    ‘Apa yang harus aku lakukan,” ungkapan pria ini. Konsultasi spiritual itu menyarankan agar dia berpuasa tiga hari, dan tiap malam wajib shalat tahajud dan sujud shalat syukur. “Coba lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, Insya Allah masalahanya terang. Setelah itu, kamu ajak omong istrimu di rumah.” Ia menyarankan.

    Oke. Sebuah saran yang mudah dipenuhi. Tiga hari kemudian, dia mengontak istrinya. “Bagaimana kalau malam ini kita makan di restoran,” katanya. Istriny tidak keberatan. Makanan istimewa pun dipesan, sebagai penebus kehambaran rumah tangganya.

    Benar saja. Di restoran itu, istrinya mengaku terus terang telah menduakan cintanya. Ia punya teman laki-laki untuk mencurahkan isi hati. Suaminya kaget. Mukanya seakan ditampar. Makanan lezat di depanya tidak di sentuh. Mulutnya seakan terkunci, tapi hatinya bergemuruh tak sudi menerima pengakuan dosa” itu.

    Pantas saja dia selalu beralasan capek, malas, atau tidak bergairah jika disentuh. Pantas saja, suatu malam istrinya pura-pura tidur sembari mendekap handphone, padahal alat itu masih menampakkan sinyal—pertanda habis dipakai berhubungan dengan seseorang. Itu pula, yang antara lain melahirkan kebohongan demi kebohongan.

    Tanpa diduga, keterusterangan itu telah mencabik-cabik hati pria ini. Keterusterangan itu justru membuahkan sakit hati yang dalam. Atau bahkan, lebih pahit dari itu. Hti pria ini seakan menuntut, “Kalau saja aku tidak menuntut nasihatmu, tentu masalahnya tidak separah ini.”

    Si konsultan yang dituding, “Ikut menjebloskan dalam duka.” Meng-kick balik. “Bukankah sudah saya sarankan agar mengajak istrimu ngomong di rumah, bukan di restoran?” Buat orang awam, restoran dan rumah sekedar tempat. Tidak lebih. Tapi, dimata si paranormal, tempat membawa “takdir”tersendiri.

    Dan itulah yang terjadi. Keterusterangan itu tak bisa dihapus. Ia telah mencatatkan sejarah tersendiri. Maka jalan terbaik menyikapinya adalah seperti dikatakan orang bijak, “Jangan membiasakan diri melihat kebenaran dari satu sisi saja.”

    Kayu telah menjadi arang. Kita tidak boleh melarikan diri dari kenyataan, sekalipun pahit. Kepalsuan dan kebohongan tadi bisa jadi merupakan bagian dari perilaku kita jua. “Kita selalu lupa bahwa kita bertanggung jawab penuh atas diri kita sendiri. Kita yang menciptakan masalah, kita pula yang harus meyelesaikannya.” Kata orang bijak.

    Pahit getir, manis asam, asin hambar, itu sebuah resiko. Memang kiat hidup itu tak lain adalah piawai dan bijak dalam memprioritaskan pilihan.

    Kitalah yang Menciptakan Masalah

  • - Copyright © MOTIVASI - Powered by SZ - Designed by MotiveSZ -